Assalaamu'alaaikum Wr. Wb

Selamat Datang di blog
SMP Muhammadiyah Karanganyar

Sabtu, 01 Juni 2013

SYUKUR ALHAMDULILLAH LULUS 100%


Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas selesainya penyelenggaraan pengumuman dan pelepasan siswa/siswi kelas IX SMP Muhammadiyah Karanganyar yang sudah berjalan dengan tertib dan baik. Penyerahan pengumuman hasil belajar siswa menandai berakhirnya rangkaian acara yang dimulai pada pukul 14.00 WIB. Dari sejumlah 45 siswa/siswi kelas IX SMP Muhammadiyah Karanganyar Kebumen yang mengikuti Ujian Nasional sebanyak 45 siswa/siswi dinyatakan LULUS UN. Itu berarti dari sebanyak 45 siswa/siswi SMP Muhammadiyah Karanganyar Kebumen LULUS 100%.
Memperoleh kelulusan 100% memang merupakan sebuah cita-cita bersama dari segenap civitas akademika SMP Muhammadiyah Karanganyar Kebumen. Semoga dengan tingkat kelulusan 100% dimasa mendatang SMP Muhammadiyah Karanganyar dapat semakin meningkatkan prestasinya, baik prestasi akademik maupun prestasi non akademik. Kita semua berharap SMP Muhammadiyah Karanganyar yang kita cintai ini semakin maju dan berjaya di masa yang akan datang.
Kepada mereka yang sudah lulus kami berpesan, rajin-rajinlah belajar demi meraih hari esok yang lebih baik lagi. Ingatlah bahwa perjuangan kalian belum berakhir.....Salam Semangat.........

Selasa, 21 Mei 2013

Memahami Fenomena Kepribadian Ganda



DID atau kepribadian ganda dapat didefinisikan sebagai kelainan mental dimana seseorang yang mengidapnya akan menunjukkan adanya dua atau lebih kepribadian (alter) yang masing-masing memiliki nama dan karakter yang berbeda. Mereka yang memiliki kelainan ini sebenarnya hanya memiliki satu kepribadian, namun si penderita akan merasa kalau ia memiliki banyak identitas yang memiliki cara berpikir, temperamen, tata bahasa, ingatan dan interaksi terhadap lingkungan yang berbeda-beda. Walaupun penyebabnya tidak bisa dipastikan, namun rata-rata para psikolog sepakat kalau penyebab kelainan ini pada umumnya adalah karena trauma masa kecil.
Untuk memahami bagaimana banyak identitas bisa terbentuk di dalam diri seseorang, maka terlebih dahulu kita harus memahami arti dari Dissociative (disosiasi).

Disosiasi
Pernahkah kalian mendapatkan pengalaman seperti ketika sedang bertanya mengenai sesuatu hal kepada sahabat kalian, kalian malah mendapatkan jawaban yang tidak berhubungan sama sekali.
Jika pernah, maka saya yakin, ketika mendapatkan jawaban itu, kalian akan berkata
 " Nggak nyambung!". Disosiasi secara sederhana dapat diartikan sebagai terputusnya hubungan antara pikiran, perasaan, tindakan dan rasa seseorang dengan kesadaran atau situasi yang sedang berlangsung.
Dalam kasus DID, juga terjadi disosiasi, namun jauh lebih rumit dibanding sekedar "nggak nyambung".
Proses terbentuknya kepribadian ganda. Ketika kita dewasa, kita memiliki karakter dan kepribadian yang cukup kuat dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan. Namun, pada anak yang masih berusia di bawah tujuh tahun, kekuatan itu belum muncul sehingga mereka akan mencari cara lain untuk bertahan terhadap sebuah pengalaman traumatis, yaitu dengan Disosiasi. Dengan menggunakan cara ini, seorang anak dapat membuat pikiran sadarnya terlepas dari pengalaman mengerikan yang menimpanya.
Menurut Colin Ross yang menulis buku The Osiris Complex (1995), proses disosiasi pada anak yang mengarah kepada kelainan DID terdiri dari dua proses psikologis. Kita akan mengambil contoh pelecehan seksual yang dialami oleh seorang anak perempuan. Proses Pertama : anak perempuan yang berulang-ulang mengalami penganiayaan seksual akan berusaha menyangkal pengalaman ini di dalam pikirannya supaya bisa terbebas dari rasa sakit yang luar biasa. Ia bisa mengalami "out of body experience" yang membuat ia "terlepas" dari tubuhnya dan dari pengalaman traumatis yang sedang berlangsung. Ia mungkin bisa merasakan rohnya melayang hingga ke langit-langit dan membayangkan dirinya sedang melihat kepada anak perempuan lain yang sedang mengalami pelecehan seksual. Dengan kata lain, identitas baru yang berbeda telah muncul.
Proses Kedua, sebuah penghalang memori kemudian dibangun antara anak perempuan itu dengan identitas baru yang telah diciptakan. Sekarang, sebuah kesadaran baru telah terbentuk. Pelecehan seksual tersebut tidak pernah terjadi padanya dan ia tidak bisa mengingat apapun mengenainya. Apabila pelecehan seksual terus berlanjut, maka proses ini akan terus berulang sehingga ia akan kembali menciptakan banyak identitas baru untuk mengatasinya. Ketika kebiasaan disosiasi ini telah mendarah daging, sang anak juga akan menciptakan identitas baru untuk hal-hal yang tidak berhubungan dengan pengalaman traumatis seperti pergi ke sekolah atau bermain bersama teman.
Salah satu kasus kepribadian ganda yang ternama, yaitu Sybil, yang memiliki 16 identitas yang berbeda.
Menurut psikolog, jumlah identitas berbeda ini bisa lebih banyak pada beberapa kasus, bahkan hingga mencapai 100. Masing-masing identitas itu memiliki nama, umur, jenis kelamin, ras, gaya, cara berbicara dan karakter yang berbeda.
Setiap karakter ini bisa mengambil alih pikiran sang penderita hanya dalam tempo beberapa detik. Proses pengambilalihan ini disebut switching dan biasanya dipicu oleh kondisi stres.

Ciri-ciri pengidap kepribadian ganda
Ketika membaca paragraf-paragraf di atas, mungkin kalian segera teringat dengan salah seorang teman sekolah kalian yang suka mengubah-ubah penampilannya. Bagi kalian, sepertinya ia memiliki identitas yang berbeda.
Atau mungkin kalian teringat dengan salah seorang teman kalian yang biasa tersenyum, namun secara tiba-tiba bisa dikuasai oleh emosi. Ketika amarahnya meledak, kalian bisa melihat wajahnya tiba-tiba berubah menjadi seperti "serigala". Bagi kalian, sepertinya identitas baru yang penuh amarah telah menguasainya.
Apakah mereka pengidap DID?
Bagaimana cara kita mengetahuinya?
Jawabannya adalah pada identitas yang menyertai perubahan penampilan atau emosi tersebut.
Misalkan teman kalian yang suka mengubah penampilan atau sering mengalami perubahan emosi tersebut bernama Jono. Jika ia mengubah penampilan atau mengalami perubahan emosi dan masih menganggap dirinya sebagai Jono, maka ia bukan penderita DID.
Untuk mengerti lebih dalam bagaimana cara membedakannya, lihat empat ciri di bawah ini. Jika di dalam diri seseorang terdapat empat ciri ini, maka bisa dipastikan kalau ia mengidap DID atau kepribadian ganda.
Ciri-ciri tersebut adalah:
·           Harus ada dua atau lebih identitas atau kesadaran yang berbeda di dalam diri orang tersebut.
·           Kepribadian-kepribadian ini secara berulang mengambil alih perilaku orang tersebut (Switching).
·           Ada ketidakmampuan untuk mengingat informasi penting yang berkenaan dengan dirinya yang terlalu luar biasa untuk dianggap hanya sebagai lupa biasa.
·           Gangguan-gangguan yang terjadi ini tidak terjadi karena efek psikologis dari substansi seperti alkohol atau obat-obatan atau karena kondisi medis seperti demam.

Sumber: http://www.emmahandoko.com/2012/11/memahami-fenomena-kepribadian-ganda.html

Senin, 15 April 2013

Cara Belajar Efektif (untuk) Menghadapi UN


Untuk anak-anakku, yang akan menhadapi UN Senin besok ....

Dalam menghadapi Ujian Nasional seperti yang akan kita hadapi sekarang ini, kita banyak membutuhkan konsentrasi ekstra dalam belajar. Pastinya kita nggak mau gagal dalam ujian nanti. Di bawah ini ada beberapa tips untuk dapat berkonsentrasi dalam kegiatan belajar. Mudah-mudahan dengan mengikuti tips-tips berikut, belajar kamu jadi lebih sukses lagi.

Cara belajar efektif 1
Jangan biarkan gangguan datang Biasanya ketika kita belajar, pasti akan datang yang namanya gangguan. Gangguan ini bentuknya bisa macam-macam. Mulai dari televisi, telepon hingga nyamuk yang menyerang. Kalau sudah diganggu, biasanya konsentrasi belajar jadi buyar. Untuk menghindari itu semua, kondísíkạn situasi di sekitar kamu supaya gangguan-gangguan tadi bisa dihindari. Sebagai contoh, matikan ponsel.

Cara belajar efektif 2
Siapkan catatan kecil Jangan pernah meremehkan kekuatan dari sebuah catatan. Selalu siapkan beberapa lembar kertas berukuran kecil. Catat hal-hal yang penting untuk diingat.

Cara belajar efektif 3
Buat target yang hendak dicapai Belajarlah dengan target. Catatlah berapa jumlah halaman yang akan dibaca. Juga putuskan berapa kamu akan belajar saat itu.

Cara belajar efektif 4
Siapkan penghargaan untuk dirimu setelah serius belajar, kamu butuh menyenangkan diri sendiri. Tetapkanlah satu imbalan untuk dirimu sendiri. Misalnya, kalau kamu bisa mencapai target belajar kamu hari itu, kamu akan makan ice cream rasa coklat di pondok es krim depan sekolahmu.

Cara belajar efektif 5
Belajar nggak akan membuat temanmu hilang Jangan pernah merasa kamu akan kehilangan teman-temanmu karena kamu serius belajar. Teman-teman kamu nggak bakalan ninggalin kamu. Kalau mereka ninggalin kamu, berarti mereka bukan teman yang baik.
Mudah-mudahan tips-tips tadi berguna buat kalian semua dalam menhadapi Ujian Nasional di sekolah masing-masing dan semoga kalian dapat lulus semua. Amin

Jumat, 12 April 2013

Empat Pilar Pokok Pembentuk Karakter Anak Muslim

Anak merupakan investasi masa depan orangtua, di dunia maupun di akhirat. Karenanya, orangtua perlu berikhtiar untuk mendidik anaknya dengan baik, agar bisa tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter. Bagaimana caranya? Setidaknya ada empat pilar penting dalam membentuk karakter anak muslim. Pertama adalah pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam seluruh aspek kehidupan. Di rumah, nilai-nilai Islam harus termanifestasi dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Anak harus merasakan itu sebagai pengalaman batin yang akan membentuk karakter dirinya. Suasana rumah menjadi pondamen penting bagi pembentukan karakter anak selanjutnya, baik di sekolah maupun di pergaulan nantinya. Kedua, perlunya mengembangan multi kecerdasan anak. Adalah salah kaprah membatasi kecerdasan anak hanya pada ranah kognitif saja. Sehingga anak yang tidak mendapatkan prestasi akademik yang baik, dianggap sebagai anak yang bodoh dan tidak bermasa depan. Orangtua perlu menyadari ini, sehingga tidak melulu menuntut anak mengejar prestasi akademik tinggi, sehingga justru melupakan “kecerdasan” anak yang sesungguhnya. Kecerdasan seseorang dapat dilihat dari banyak dimensi, karena kecerdasan memiliki makna yang luas. Pakar multiple intellegence Howard Garner menyebutkan 8 bentuk kecerdasan, yakni: kecerdasan linguistik, matematis-logis, visual-spasial, musikal, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Setiap anak pasti memiliki kecenderungan jenis kecerdasan tertentu. Kecenderungan tersebut harus ditemukan melalui pencarian kecerdasan (discovering ability). Para orangtua atau guru bisa berperan dalam proses pencarian kecerdasan ini, sehingga potensi dan bakat anak dapat dikembangkan secara optimal. Ketiga, pembentukan kebiasaan atau habit forming. Dalam upaya membentuk anak muslim yang berkarakter,habbit (kebiasaan) menjadi salah satu pilar penting yang tidak boleh diabaikan. Meski harus dimulai dari kesadaran hati, namun untuk menjadi sebuah karakter kepribadian, diperlukan proses pembiasaan dalam jangka panjang, kontinu, dan berkelanjutan. Pengabaian terhadap habbit forming akan memunculkan kepribadian yang pecah (split personality), di mana seseorang menyadari dan meyakini kebenaran atau kemuliaan suatu ajaran, namun tidak mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, karena tidak terbiasa dan terlatih. Dalam hal ini, anak tidak hanya dididik untuk tahu (kognitif), mampu (bisa/keterampilan), dan mau (kesadaran), namun juga terbentuk (terinternalisasi menjadi bagian dari kepribadian). Sebagai contoh, shalat tidak hanya diajarkan dari sudut kaifiyat (tata pelaksanaannya)-nya saja, namun harus melalui penyadaran, belajar langsung dari praktik keseharian, pembiasaan, dan keteladanan. Demikian juga pada aspek-aspek yang lain. Keempat adalah keteladanan (uswatun hasanah). Keteladanan menjadi faktor superpenting dalam membentuk pribadi anak yang berkualitas dan berkarakter. Orang tua harus menjadi contoh nyata (uswatun hasanah) bagi anak-anaknya. Hal ini terjadi karena secara naluriah dalam diri anak ada potensi untuk meniru hal-hal yang ada di sekitarnya. Pada usia dini, keteladanan orang tua sangat berpengaruh terhadap kepribadian anak. Segala yang dilakukan oleh orang tua dianggapnya selalu benar dan paling baik. Maka, secara otomatis anak akan mudah menirunya. (*) Sumber: http://sditizzis.blogspot.com/2013/01/empat-pilar-membentuk-karakter-anak.html