DID atau kepribadian
ganda dapat didefinisikan sebagai kelainan mental dimana seseorang yang
mengidapnya akan menunjukkan adanya dua atau lebih kepribadian (alter) yang
masing-masing memiliki nama dan karakter yang berbeda. Mereka yang memiliki
kelainan ini sebenarnya hanya memiliki satu kepribadian, namun si penderita
akan merasa kalau ia memiliki banyak identitas yang memiliki cara berpikir,
temperamen, tata bahasa, ingatan dan interaksi terhadap lingkungan yang
berbeda-beda. Walaupun penyebabnya tidak bisa dipastikan, namun rata-rata para
psikolog sepakat kalau penyebab kelainan ini pada umumnya adalah karena trauma
masa kecil.
Untuk memahami bagaimana
banyak identitas bisa terbentuk di dalam diri seseorang, maka terlebih dahulu
kita harus memahami arti dari Dissociative (disosiasi).
Disosiasi
Pernahkah kalian mendapatkan pengalaman seperti ketika sedang bertanya mengenai sesuatu hal kepada sahabat kalian, kalian malah mendapatkan jawaban yang tidak berhubungan sama sekali.
Jika pernah, maka saya yakin, ketika mendapatkan jawaban itu, kalian akan berkata " Nggak nyambung!". Disosiasi secara sederhana dapat diartikan sebagai terputusnya hubungan antara pikiran, perasaan, tindakan dan rasa seseorang dengan kesadaran atau situasi yang sedang berlangsung.
Pernahkah kalian mendapatkan pengalaman seperti ketika sedang bertanya mengenai sesuatu hal kepada sahabat kalian, kalian malah mendapatkan jawaban yang tidak berhubungan sama sekali.
Jika pernah, maka saya yakin, ketika mendapatkan jawaban itu, kalian akan berkata " Nggak nyambung!". Disosiasi secara sederhana dapat diartikan sebagai terputusnya hubungan antara pikiran, perasaan, tindakan dan rasa seseorang dengan kesadaran atau situasi yang sedang berlangsung.
Dalam kasus DID, juga
terjadi disosiasi, namun jauh lebih rumit dibanding sekedar "nggak
nyambung".
Proses terbentuknya kepribadian ganda. Ketika kita dewasa, kita memiliki karakter dan kepribadian yang cukup kuat dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan. Namun, pada anak yang masih berusia di bawah tujuh tahun, kekuatan itu belum muncul sehingga mereka akan mencari cara lain untuk bertahan terhadap sebuah pengalaman traumatis, yaitu dengan Disosiasi. Dengan menggunakan cara ini, seorang anak dapat membuat pikiran sadarnya terlepas dari pengalaman mengerikan yang menimpanya.
Proses terbentuknya kepribadian ganda. Ketika kita dewasa, kita memiliki karakter dan kepribadian yang cukup kuat dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan. Namun, pada anak yang masih berusia di bawah tujuh tahun, kekuatan itu belum muncul sehingga mereka akan mencari cara lain untuk bertahan terhadap sebuah pengalaman traumatis, yaitu dengan Disosiasi. Dengan menggunakan cara ini, seorang anak dapat membuat pikiran sadarnya terlepas dari pengalaman mengerikan yang menimpanya.
Menurut Colin Ross yang
menulis buku The Osiris Complex (1995), proses disosiasi pada anak yang
mengarah kepada kelainan DID terdiri dari dua proses psikologis. Kita akan
mengambil contoh pelecehan seksual yang dialami oleh seorang anak perempuan. Proses
Pertama : anak perempuan yang berulang-ulang mengalami penganiayaan seksual
akan berusaha menyangkal pengalaman ini di dalam pikirannya supaya bisa
terbebas dari rasa sakit yang luar biasa. Ia bisa mengalami "out of body experience" yang
membuat ia "terlepas" dari tubuhnya dan dari pengalaman traumatis
yang sedang berlangsung. Ia mungkin bisa merasakan rohnya melayang hingga ke
langit-langit dan membayangkan dirinya sedang melihat kepada anak perempuan
lain yang sedang mengalami pelecehan seksual. Dengan kata lain, identitas baru
yang berbeda telah muncul.
Proses Kedua, sebuah
penghalang memori kemudian dibangun antara anak perempuan itu dengan identitas
baru yang telah diciptakan. Sekarang, sebuah kesadaran baru telah terbentuk.
Pelecehan seksual tersebut tidak pernah terjadi padanya dan ia tidak bisa
mengingat apapun mengenainya. Apabila pelecehan seksual terus berlanjut, maka
proses ini akan terus berulang sehingga ia akan kembali menciptakan banyak
identitas baru untuk mengatasinya. Ketika kebiasaan disosiasi ini telah
mendarah daging, sang anak juga akan menciptakan identitas baru untuk hal-hal
yang tidak berhubungan dengan pengalaman traumatis seperti pergi ke sekolah
atau bermain bersama teman.
Salah satu kasus kepribadian ganda yang ternama, yaitu Sybil, yang memiliki 16 identitas yang berbeda.
Menurut psikolog, jumlah identitas berbeda ini bisa lebih banyak pada beberapa kasus, bahkan hingga mencapai 100. Masing-masing identitas itu memiliki nama, umur, jenis kelamin, ras, gaya, cara berbicara dan karakter yang berbeda.
Setiap karakter ini bisa mengambil alih pikiran sang penderita hanya dalam tempo beberapa detik. Proses pengambilalihan ini disebut switching dan biasanya dipicu oleh kondisi stres.
Salah satu kasus kepribadian ganda yang ternama, yaitu Sybil, yang memiliki 16 identitas yang berbeda.
Menurut psikolog, jumlah identitas berbeda ini bisa lebih banyak pada beberapa kasus, bahkan hingga mencapai 100. Masing-masing identitas itu memiliki nama, umur, jenis kelamin, ras, gaya, cara berbicara dan karakter yang berbeda.
Setiap karakter ini bisa mengambil alih pikiran sang penderita hanya dalam tempo beberapa detik. Proses pengambilalihan ini disebut switching dan biasanya dipicu oleh kondisi stres.
Ciri-ciri pengidap kepribadian ganda
Ketika membaca
paragraf-paragraf di atas, mungkin kalian segera teringat dengan salah seorang
teman sekolah kalian yang suka mengubah-ubah penampilannya. Bagi kalian,
sepertinya ia memiliki identitas yang berbeda.
Atau mungkin kalian teringat dengan salah seorang teman kalian yang biasa tersenyum, namun secara tiba-tiba bisa dikuasai oleh emosi. Ketika amarahnya meledak, kalian bisa melihat wajahnya tiba-tiba berubah menjadi seperti "serigala". Bagi kalian, sepertinya identitas baru yang penuh amarah telah menguasainya.
Atau mungkin kalian teringat dengan salah seorang teman kalian yang biasa tersenyum, namun secara tiba-tiba bisa dikuasai oleh emosi. Ketika amarahnya meledak, kalian bisa melihat wajahnya tiba-tiba berubah menjadi seperti "serigala". Bagi kalian, sepertinya identitas baru yang penuh amarah telah menguasainya.
Apakah mereka pengidap DID?
Bagaimana cara kita mengetahuinya?
Jawabannya adalah pada identitas yang menyertai
perubahan penampilan atau emosi tersebut.
Misalkan teman kalian yang suka mengubah
penampilan atau sering mengalami perubahan emosi tersebut bernama Jono. Jika ia
mengubah penampilan atau mengalami perubahan emosi dan masih menganggap dirinya
sebagai Jono, maka ia bukan penderita DID.
Untuk mengerti lebih
dalam bagaimana cara membedakannya, lihat empat ciri di bawah ini. Jika di
dalam diri seseorang terdapat empat ciri ini, maka bisa dipastikan kalau ia
mengidap DID atau kepribadian ganda.
Ciri-ciri tersebut adalah:
Ciri-ciri tersebut adalah:
·
Harus ada dua atau lebih
identitas atau kesadaran yang berbeda di dalam diri orang tersebut.
·
Kepribadian-kepribadian
ini secara berulang mengambil alih perilaku orang tersebut (Switching).
·
Ada ketidakmampuan untuk
mengingat informasi penting yang berkenaan dengan dirinya yang terlalu luar
biasa untuk dianggap hanya sebagai lupa biasa.
·
Gangguan-gangguan yang
terjadi ini tidak terjadi karena efek psikologis dari substansi seperti alkohol
atau obat-obatan atau karena kondisi medis seperti demam.